Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Jejak kita ber4

Gambar
 Terima kasih untuk hari ini. 🌸 Masih terasa hangat rasanya bisa duduk bersama, bercerita tentang lelahnya kehidupan, membagi kisah yang mungkin tak semua orang bisa pahami. Kita berempat, yang dulu dipertemukan sebagai rekan kerja di sekolah, kini dipertemukan kembali bukan karena pekerjaan, tapi karena rindu dan kebersamaan. Kini jalan kita sudah berbeda. Dua di antara kita sudah tak lagi berjalan di jalur yang sama. Satu memilih pengabdian penuh pada suami tercinta, menjalani keseharian di rumah bersama keluarga kecilnya. Satu lagi memilih mendekatkan diri pada rumah, bekerja di tempat baru agar langkahnya tak sejauh dulu. Namun hari ini, meski dengan perbedaan arah hidup, kita kembali dipertemukan. Kita bercerita, kita tertawa, bahkan menjadi detektif kecil yang seru dalam obrolan kita. Dan entah bagaimana, setiap kali kita kumpul, rasa lelah, masalah, dan beratnya hidup seakan menguap, diganti dengan tawa dan rasa syukur. Yang membuat momen ini semakin berarti, aku sadar sebe...

Aku Tak Takut Kehilangan

Gambar
Ada masa ketika langkah terasa begitu berat. Bukan karena kaki yang lelah, tapi karena hati yang mulai kehilangan rasa nyaman. Begitulah yang sedang kurasakan di pekerjaan ini. Aku tidak bisa memungkiri, hari-hari yang kulalui terasa semakin penuh beban. Bukan hanya fisik yang terkuras, tetapi juga batin yang seolah menolak untuk bertahan. Aku sering bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku memang masih sanggup bertahan di sini?” Karena sejujurnya, aku sudah tidak betah lagi. Ada banyak hal yang membuat hati semakin jauh dari kata tenang. Dan ketika ketidaknyamanan itu semakin menguat, aku sadar, memaksakan diri untuk tetap bertahan hanya akan membuatku semakin hampa. Namun di balik kebingungan itu, aku memilih untuk tidak larut dalam rasa gelisah. Aku mencoba mengingat bahwa hidup ini bukan tentang menuruti keinginanku semata, tetapi tentang bagaimana aku berserah pada kehendak Allah. Aku yakin, alur yang Allah tuliskan untukku tidak pernah salah. Apa yang hari ini terasa berat, mungki...

Panggung yang melelahkan

Gambar
  Ada kalanya aku merenung, bertanya dalam hati: untuk apa sebenarnya aku masih bertahan di sini? Pekerjaan ini dulu sempat terasa seperti rumah—tempatku menuangkan tenaga, pikiran, dan niat baik. Aku percaya bahwa bekerja bukan hanya tentang menjalankan tugas, tapi juga tentang menemukan kenyamanan dalam kebersamaan. Rekan kerja seharusnya menjadi penopang, bukan beban. Mereka adalah udara; bila jernih, kita bisa bernapas lega. Bila keruh, kita tersedak pelan-pelan. Namun, semakin hari aku merasakan bahwa udara di sini makin berat. Ruang yang seharusnya jadi ladang kolaborasi perlahan berubah menjadi panggung. Bukan panggung pengabdian, tapi panggung pencitraan Banyak di antara mereka yang sibuk mencari sorotan, haus akan tepuk tangan, hingga lupa bahwa inti dari pekerjaan ini bukanlah siapa yang paling terlihat, melainkan siapa yang paling tulus memberi manfaat. Aku mencoba memahami, mencoba menerima, bahkan mencoba menutup mata. Tetapi semakin lama, yang kudengar bukan lagi...