Aku Tak Takut Kehilangan

Ada masa ketika langkah terasa begitu berat. Bukan karena kaki yang lelah, tapi karena hati yang mulai kehilangan rasa nyaman. Begitulah yang sedang kurasakan di pekerjaan ini. Aku tidak bisa memungkiri, hari-hari yang kulalui terasa semakin penuh beban. Bukan hanya fisik yang terkuras, tetapi juga batin yang seolah menolak untuk bertahan.

Aku sering bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku memang masih sanggup bertahan di sini?” Karena sejujurnya, aku sudah tidak betah lagi. Ada banyak hal yang membuat hati semakin jauh dari kata tenang. Dan ketika ketidaknyamanan itu semakin menguat, aku sadar, memaksakan diri untuk tetap bertahan hanya akan membuatku semakin hampa.

Namun di balik kebingungan itu, aku memilih untuk tidak larut dalam rasa gelisah. Aku mencoba mengingat bahwa hidup ini bukan tentang menuruti keinginanku semata, tetapi tentang bagaimana aku berserah pada kehendak Allah. Aku yakin, alur yang Allah tuliskan untukku tidak pernah salah. Apa yang hari ini terasa berat, mungkin sedang disiapkan sebagai pintu menuju kebaikan di masa depan.

Masalah rezeki pun tak lagi membuatku terlalu risau. Aku percaya bahwa rezeki sudah diatur dengan begitu sempurna. Rezeki tidak hanya datang dari satu jalan, dan tidak pernah bergantung pada satu pekerjaan. Jika Allah menutup satu pintu, maka Dia pasti membuka pintu lain yang lebih sesuai untukku. Dan itulah yang membuatku berusaha untuk tetap tenang, meski hati ini sudah tidak betah berada di sini.

Alhamdulillah, di tengah rasa lelah itu aku masih memiliki seorang suami yang selalu menguatkanku. Ia tidak hanya menjadi tempatku bercerita, tapi juga sosok yang mengingatkanku kembali untuk percaya penuh pada Allah. Katanya, rezeki itu bukan soal di mana kita bekerja, melainkan seberapa besar Allah menakar porsi yang memang menjadi hak kita. Jika jatah rezeki kita sekian, maka sebanyak itulah yang akan datang, dari jalan mana pun Allah menghendaki. Ucapan itu menenangkan, membuatku kembali yakin bahwa aku tidak sedang berjuang sendirian.

Aku tidak tahu apa langkah berikutnya. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi yang aku tahu, Allah selalu bersama hamba-Nya yang berusaha bersabar dan berserah diri. Selama aku masih berpegang teguh pada keyakinan itu, aku percaya, jalan yang terbaik akan Allah hadirkan tepat pada waktunya.

Jadi biarlah aku jujur pada diriku sendiri. Biarlah aku mengakui rasa lelah dan ketidaknyamanan ini. Namun aku juga ingin menyatakan keyakinanku dengan lantang: aku tidak takut kehilangan, aku tidak takut berpindah, aku tidak takut berjalan di jalan baru, karena aku punya Allah… dan aku punya suami yang selalu menguatkanku. Dan dengan itu, aku yakin semua yang terasa berat hari ini akan menjadi cerita indah di masa depan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggung yang melelahkan

Jejak kita ber4